Menunjukkan vs. Memberitahu

diterjemahkan oleh Yori Papilaya dari http://ellenbrockediting.com/2014/02/17/how-to-show-instead-of-tell-in-your-writing/ 

Banyak penulis yang tahu bahwa mereka seharusnya menunjukkan dan bukan memberitahu, tapi apa maksudnya? Singkatnya, dibanding secara langsung “memberitahu” sesuatu, lebih baik kita memberikan konteks kepada pembaca untuk menyimpulkan sendiri informasinya. Hal-hal yang sama digambarkan melalui semacam aksi, membuatnya lebih menarik untuk dibaca.

Menunjukkan vs. Memberitahu Emosi

Berikut adalah contoh adegan pendek yang memberitahu emosi:

“Apa itu?” Yori penasaran.
“Bukan apa-apa,” jawab Herni, bertindak mencurigakan.
“Pasti ada sesuatu!” Yori merasa frustasi.

Ini adegan yang sama, tapi memakai cara menunjukkan:

“Apa itu?” Tanya Yori, memiringkan badannya untuk mengintip dari belakang Herni.
Herni memutar badannya, menyembunyikan kotaknya dari pandangan Yori, dan melangkah menjauhi Yori. “Bukan apa-apa,” katanya.
“Pasti ada sesuatu!” Yori menghentakkan kakinya dan menyilangkan tangannya.

Perhatikan bagaimana adegan kedua menggunakan deskripsi untuk menampilkan emosi karakter-karakternya. Kata-kata penunjuk emosi yang jelas (penasaran, mencurigakan, frustasi) tidak dibutuhkan lagi, karena aksi karakter-karakternya sudah “menunjukkan” perasaan mereka.

Konsep Menunjukkan vs. Memberitahu

Ini adalah masalah yang cukup umum dalam novel fantasi dan fiksi ilmiah. Penulis memiliki kecenderungan untuk “memberitahu” bagaimana kemampuan sihir tertentu bekerja, seperti apa pemerintahan distopia, bagaimana pembagian kelas sosial, dsb. Sebenarnya hal ini sah-sah saja jika benar-benar tidak ada ada cara “menunjukkan”, tapi seringkali pada akhirnya tulisannya berkesan malas. Contoh:

Peter mampu membuat bola energi dengan tangannya. Dia hanya tinggal memikirkan apa yang mau dia serang sementara menggerakkan tangan-tangannya untuk membentuk lingkaran dan energi tersebut akan muncul, bercahaya dan berdenyut. Saat bola energi itu mengenai korbannya, mereka akan jatuh berlutut kesakitan.

Seluruh paragraf di atas adalah “memberitahu”. Konsep yang sama bisa dijelaskan ke pembaca ketika Peter menggunakan kemampuannya. Dengan begini, pembaca bisa memahami informasi mengenai kekuatan itu sembari “ditunjukkan” dalam adegan yang menarik. Contoh:

Peter mengambil ancang-ancang, menatap musuhnya. Dia menggerakkan tangannya membentuk lingkaran, makin cepat, dan sebuah bola bercahaya makin terang di antara telapaknya. Bola itu berdenyut, seperti detak jantung, dan bercahaya seterang matahari. Dia menghempas bola itu ke depan sehingga menghantam dada musuhnya. Pria itu rubuh, lututnya gentar, lalu dia meringkuk di tanah.

Contoh tadi menjabarkan informasi yang sama dengan “menunjukkan” bukan “memberitahu”. Ini akan lebih menarik untuk pembaca.

2 komentar:

  1. Peter mengambil ancang-ancang, menatap orang yang berusaha menculik pacarnya. Dia menggerakkan anggota badan di samping tubuhya membentuk segi tanpa sudut, makin cepat, dan sebuah ruang sferis mengeluarkan gelombang kasat mata makin tinggi intensitas fotonnya di antara telapaknya. Ruang sferis itu berdenyut, seperti detak otot pemompa darah, dan mengeluarkan sinar seterang bintang kelas G2V. Dia menghempas ruang sferos itu ke arah dia menatap sehingga menumbuk torso bagian atas pria bajingan itu. Pria itu tertarik gravitasi ke tanah, sendi di antara tungkainya gentar, lalu bedebah sialan meringkuk di lapisan kulit terluar geosfer.

    BalasHapus
  2. Yori mengambil selimut, lalu tidur.

    BalasHapus