Memahami Sudut Pandang Dalam Literatur

diterjemahkan dari sumber oleh Iqbal Aribaskara

Literatur memberi kita lensa, yang melaluinya para pembaca bisa melihat dunia. Sudut pandang adalah cara bagi sang penulis untuk 'memperlihatkan' dan 'memperdengarkan' apa yang terjadi. Penulis yang mahir bisa mengikat perhatian para pembacanya kepada detil, opini, atau emosi tertentu yang ingin ditekankan oleh penulis dengan memanipulasi sudut pandang tulisan.

Sudut pandang pada literatur dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
  • Sudut pandang orang pertama adalah sudut pandang di mana cerita dibawakan oleh salah satu karakter dalam cerita tersebut. Karakter tersebut menjadi narator ceritanya. Kelebihan dari sudut pandang ini adalah para pembaca dapat ikut mendengarkan apa yang terjadi di dalam benak narator, dan melihat dunia dari sudut pandangnya. Perlu diingat bahwa tak ada narator yang memiliki pengetahuan yang lengkap, baik mengenai dirinya sendiri maupun mengenai hal lainnya. Pembaca diharapkan untuk memahami cerita lebih jauh dari batasan kata-kata narator.

    Contoh, To Kill A Mockingbird karya Harper Lee ditulis dalam sudut pandang Scout, seorang anak kecil. Scout sendiri tidak mengerti kompleksitas konsep ras dan tatanan sosioekonomi -- pembacalah yang mengerti, dari informasi-informasi yang diberikan oleh narator. Selain itu, kepolosan Scout memberikan kontras antara konsep ketidakadilan yang dimilikinya dengan rasionalisasi yang dilakukan oleh karakter-karakter lainnya.

    Contoh lainnya: Fight Club karya Chuck Palahniuk.


  • Sudut pandang orang kedua adalah sudut pandang di mana penulis menyapa pembaca dengan sebutan orang kedua (kamu, anda, kau, dll). Sudut pandang ini sulit ditemui, penulis jarang menyapa pembacanya. Kalau Anda menemui tulisan dengan sudut pandang ini, perhatikan baik-baik. Kenapa penulis memilih sudut pandang ini? Ia mengambil keputusan yang berani, mungkin dengan tujuan tertentu yang sudah ia siapkan. Pada umumnya, sudut pandang ini menarik pembaca ke dalam cerita, nyaris membuat pembaca ikut serta dalam kejadian-kejadian di dalamnya.

    Bright Lights, Big City karya Jay McInerney ditulis dalam sudut pandang orang kedua untuk membuat pengalaman dan cobaan yang dirasakan oleh karakter utama (yang tak bernama) lebih personal dan intim pada para pembaca.

    Contoh lainnya: serial House Of Cards dari Netflix.


  • Sudut pandang orang ketiga adalah sudut pandang pihak luar yang melihat ke dalam cerita. Penulis mungkin memilih menjadi orang ketiga mahatahu, di mana ia mengetahui dan membagi setiap pikiran atau perasaan semua karakter yang ada di dalam cerita kepada para pembaca, atau orang ketiga terbatas, di mana pembaca hanya memasuki pikirian salah satu karakter saja, baik pada keseluruhan karya, atau pada masing-masing bagiannya. Karya dengan sudut pandang orang ketiga terbatas berbeda dari sudut pandang orang pertama karena penulislah yang menjadi narator, bukan salah satu karakter di dalam karya tersebut.

    Dalam novel Mrs. Dalloway karya Virginia Woolf yang luar biasa, Anda sebagai pembaca memasuki pikiran salah satu karakter secara bergantian. Anda tahu pikiran karakter utama tentang Peter, cinta terbesarnya saat remaja, beberapa halaman kemudian, Anda mendengarkan pikiran Peter tentang Mrs. Dalloway. Ketika Anda membaca dari sudut pandang orang ketiga (baik mahatahu atau terbatas), Anda menyaksikan cerita terurai sebagai pihak luar. Ingatlah bahwa kebanyakan penulis mengambil sudut pandang ini.

    Contoh lainnya: serial novel A Song Of Ice And Fire karya George R. R. Martin (yang diangkat menjadi serial TV: Game Of Thrones ).